Malang || Kolocokronews
– Suasana Taman Krida Budaya Jawa Timur, Kamis sore (3/7/2025), dipenuhi semangat nostalgia dan kebersamaan. Di tengah gegap gempita pengunjung yang memadati gelaran Pasar Kangen Malang Djadoel 2, sosok penting hadir memberikan dukungan langsung—Sri Untari Bisowarno, Ketua Komisi E DPRD Provinsi Jawa Timur.
Didampingi rombongan dari Kopwan Setia Budi Wanita, Sri Untari memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Forum Malang Jurnalis (MAJU) selaku penyelenggara. Dalam keterangannya kepada media, ia menegaskan bahwa event seperti ini bukan hanya hiburan, tapi menjadi medium kuat membangun budaya, ekonomi, sekaligus semangat gotong royong masyarakat.
“Ini betul-betul pesta rakyat! Antusiasme masyarakat luar biasa. Teruslah berkarya, bergerak cerdas di jalan kebenaran. Biarkan publik yang merasakan manfaat dan menilainya sendiri,” tegas Sri Untari dengan penuh semangat.
Ia juga menyampaikan harapan besar agar Malang Djadoel tidak berhenti di tahun ini saja. “Momentum seperti ini harus terus dipertahankan. Lanjutkan tahun depan! Jadikan agenda tahunan kebanggaan Kota Malang,” imbuhnya.
Lebih dari sekadar ajang pameran barang-barang antik dan kuliner tempo dulu, Malang Djadoel 2 berhasil menciptakan ruang nyata bagi geliat UMKM lokal. Menurut Sri Untari, inilah bukti bahwa event berbasis budaya mampu menjadi lokomotif pertumbuhan ekonomi rakyat.
“Di sinilah pelaku UMKM mendapatkan tempat, pengunjung bernostalgia, dan kita semua menyatu dalam suasana kebhinekaan yang hangat. Ini bukan hanya sebuah acara, tapi gerakan sosial yang menghidupkan denyut ekonomi dan budaya,” ujarnya mengakhiri sambutan.
Sri Untari memandang bahwa kolaborasi antara jurnalis, pelaku budaya, UMKM, dan masyarakat luas adalah kekuatan besar yang harus dijaga dan terus diperkuat. Ia mengajak semua pihak untuk bersama-sama menjaga keberlanjutan gerakan positif ini.
Dengan dukungan penuh dari tokoh masyarakat, pemerintah, serta semangat kolektif warga, Malang Djadoel 2 bukan hanya berhasil menghibur, tapi juga menghidupkan kembali denyut ekonomi kerakyatan dan warisan budaya bangsa.
(Red)
