Kolo Cokro News.Com__,
DELI SERDANG (SUMUT),- Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan pabrik minyak makan merah Pagar Merbau di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Kamis. Dalam acara peresmian tersebut, Presiden menyatakan harapannya bahwa pabrik minyak makan merah ini dapat memberi nilai tambah bagi para petani sawit di seluruh Indonesia yang memiliki sekitar6,2 juta hektare kebun kelapa sawit.
Jokowi menyebutkan bahwa dibangunnya pabrik minyak makan merah bertujuan untuk menciptakan nilai tambah di dalam negeri, sehingga harga TBS (tandan buah segar) tidak naik dan turun karena semua bahan baku diolah menjadi minyak makan merah. Presiden juga menegaskan bahwa harga minyak makan merah lebih murah daripada minyak goreng lain di pasaran, sehingga ia yakin minyak makan merah dapat bersaing di pasar dengan harga yang kompetitif.
Pabrik Pagar Merbau memiliki kapasitas pengolahan10 ton minyak sawit mentah (CPO) per hari, dan mampu menghasilkan kurang lebih7 ton minyak per hari. Jokowi mengimbau masyarakat untuk mulai membeli dan mengonsumsi minyak makan merah dari pabrik tersebut, dengan harapan bahwa hal ini akan memberikan nilai tambah yang baik bagi industri minyak makan merah di Indonesia.
Presiden Jokowi juga menegaskan dukungannya terhadap kehadiran pabrik minyak makan merah, yang dinilainya turut menyokong hilirisasi industri di Indonesia. Menurutnya, hilirisasi ini penting untuk mengubah bahan baku mentah menjadi produk jadi, seperti minyak makan merah, sehingga dapat memberikan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi Indonesia.
Lalu apa minyak makan merah??..
Tentang Minyak Makan Merah: Memberikan Pandangan Lebih Dalam Tentang Produk Turunan Kelapa Sawit Menurut Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Kepala Divisi Pusat Penelitian Surfaktan dan Bioenergi (SBRC) IPB University, Dwi Setyaningsih, menyoroti keberadaan minyak makan merah atau lebih dikenal sebagai minyak sawit merah sebagai salah satu produk turunan kelapa sawit. Ia mengungkapkan bahwa pengolahan minyak makan merah tidak melalui proses pemucatan seperti halnya minyak goreng pada umumnya, hal ini dilakukan untuk mempertahankan kandungan karotenoidnya.
Dalam konteks ini, minyak makan merah dianggap sebagai produk yang ideal karena alamiah, tidak menggunakan teknologi rekayasa genetika (non-GMO), bebas trans-fat, bebas PHO, dan diproses pada suhu rendah sehingga minyak makan merah dapat dikonsumsi secara langsung maupun tidak langsung.
Namun, terdapat kelemahan jika minyak makan merah dikonsumsi secara langsung, yakni dapat menimbulkan rasa getir dan bau yang masih tercium, serta warnanya yang merah pekat. Kendati demikian, minyak merah tetap memiliki banyak manfaat sehingga kerap digunakan sebagai pewarna alami, serta dapat diolah menjadi berbagai produk olahan UKM seperti margarin, keju nabati, fat replacer, bahkan dapat diformulasi pada produk sabun alami dan perawatan kulit.
Dengan demikian, minyak makan merah bukan hanya merupakan produk turunan kelapa sawit biasa, namun juga memiliki potensi untuk dijadikan bahan baku dalam berbagai produk olahan dengan manfaat yang beragam.
Penulis : Ant
Editor : Dyh