Malang || Kolocokronews_
Rabu,12 Februari 2025 – Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari di Kabupaten Malang menjadi saksi pertemuan strategis antara Kementerian Luar Negeri Indonesia dan perwakilan dari Eurasian Economic Union (EAEU) serta Mercosur. Kunjungan ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama dalam ketahanan pangan dan optimalisasi produksi strategis di Jawa Timur.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 10.15 hingga 13.20 WIB ini dihadiri oleh sejumlah duta besar dan pejabat tinggi, diantaranya,
Mr. Raman Ramanouski (Dubes Belarusia)
Mrs. Cristina Gonzales (Dubes Uruguay)
Mr. Gustavo Ricardo Coppa (Dubes Argentina)
Mr. George Monteiro Prata (Dubes Brasil)
Mr. Serzhan Abdykarimov (Dubes Kazakhstan)
Mr. Grigor Melkonyan (Counsellor Armenia)
Natalia Kuchmanova beserta tim pendamping
Perwakilan BBIB Singosari dan KAN Jabung
Acara diawali dengan diskusi mengenai peran strategis BBIB Singosari dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Bu Ieva dari KAN Jabung memaparkan bahwa sektor peternakan dan pertanian merupakan pilar utama dalam mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan produktivitas, Indonesia menjajaki kerja sama dengan EAEU, organisasi ekonomi regional yang mencakup Rusia, Kazakhstan, Armenia, Belarus, dan Kyrgyzstan. Dengan GDP USD 2,59 triliun dan populasi 185 juta jiwa, EAEU berpotensi menjadi mitra utama dalam penyediaan bahan baku pupuk, yang sangat dibutuhkan untuk sektor pertanian Indonesia.
Sementara itu, Mercosur, blok ekonomi Amerika Latin yang mencakup Argentina, Brasil, Paraguay, Uruguay, dan Bolivia, menawarkan kerja sama di sektor peternakan. Dengan GDP USD 5,7 triliun dan populasi 531 juta jiwa, Mercosur merupakan salah satu pemasok utama daging dan susu di dunia. Indonesia melihat peluang besar untuk meningkatkan kualitas dan kapasitas produksi ternak, khususnya di Jawa Timur, yang dikenal sebagai pusat peternakan nasional.
Jawa Timur memiliki kontribusi ekonomi terbesar di Indonesia dengan PDRB Rp 71 juta per kapita (2023). Dalam sektor peternakan, provinsi ini memproduksi 97 juta kg sapi potong, 3 juta kg sapi perah, serta 445 juta kg susu sapi pada tahun 2022. Melalui kerja sama dengan EAEU dan Mercosur, diharapkan produksi ini dapat lebih ditingkatkan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Salah satu fokus utama dalam diskusi adalah peningkatan kapasitas produksi pupuk, mengingat Indonesia masih bergantung pada impor bahan baku dari berbagai negara, termasuk EAEU. Dengan adanya Indonesia-EAEU Free Trade Agreement (I-EAEU FTA) yang segera ditandatangani, diharapkan kolaborasi ini dapat meningkatkan efisiensi distribusi pupuk dan menekan biaya produksi pertanian di Indonesia.
Setelah sesi diskusi, rombongan melakukan peninjauan langsung ke peternakan sapi di BBIB Singosari untuk melihat teknologi dan inovasi yang diterapkan dalam industri peternakan lokal. Acara ditutup dengan ramah tamah dan foto bersama sebelum para delegasi melanjutkan perjalanan ke Surabaya.
Kunjungan ini menegaskan komitmen Indonesia dalam membangun ketahanan pangan melalui kerja sama internasional. Dengan sinergi antara EAEU, Mercosur, dan Jawa Timur, diharapkan sektor pertanian dan peternakan Indonesia semakin maju, berdaya saing, dan mampu memenuhi kebutuhan pangan nasional secara mandiri dan berkelanjutan.
(Red).