Kirab Tumpeng Agung Nusantara ke-14 Siap Digelar di Blitar, Dihadiri Para Sultan se-Nusantara dan Perdana Menteri Birland

Blitar || Kolocokronews
Perhelatan budaya berskala nasional bertajuk Kirab Tumpeng Agung Nusantara Gotong-royong ke-14 akan kembali digelar pada 27 Juni 2025. Acara yang diinisiasi oleh Lembaga Pelindung dan Pelestari Budaya Nusantara (LP2BN) ini akan berlangsung di kompleks bersejarah Candi Palah Penataran, Nglegok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur—yang dikenal sebagai Candi Negara warisan enam generasi kerajaan Nusantara.

Tahun ini, kirab budaya tersebut mengusung tema: “Sumilaké Mendhung Tumitise Para Luhur”, yang menurut Ketua Umum LP2BN, Ki Aris Sugito, melambangkan datangnya kembali ilmu-ilmu luhur dari para leluhur setelah masa kegelapan. “Ini adalah penanda bahwa masa-masa sulit tengah berubah menjadi momentum kebangkitan spiritual dan budaya Nusantara,” ujar Ki Aris kepada awak media pada Kamis (12/6/2025).

Kirab ke-14 ini akan menjadi ajang pertemuan besar para tokoh adat dan budaya, termasuk para raja, sultan, ratu, bangsawan, tokoh spiritual, dan pemuka kepercayaan dari seluruh penjuru Nusantara. Kehadiran para menteri, seperti Menteri Kebudayaan dan Menteri Koperasi, turut memperkuat posisi strategis acara ini dalam agenda kebudayaan nasional. Tak hanya itu, tokoh-tokoh dari mancanegara juga dijadwalkan hadir, termasuk Perdana Menteri Kerajaan Birland, serta delegasi dari negara-negara sahabat seperti Malaysia, India, Kamboja, Thailand, Filipina, dan Singapura.

“Alhamdulillah dan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, dukungan penuh telah kami terima dari Pemerintah Kabupaten dan Kota Blitar, serta dari Kementerian Kebudayaan. Kehadiran para sultan dan raja-raja se-Nusantara serta tokoh-tokoh mancanegara menunjukkan bahwa semangat gotong royong budaya ini terus menguat,” tambah Ki Aris.

Ketua Panitia Kirab, Ki Condro Nurcahyo, menegaskan bahwa acara tahunan ini secara konsisten digelar di Candi Palah Penataran sebagai simbol pemersatu peradaban. “Candi ini adalah jejak sejarah dari enam generasi kerajaan, mulai dari Kadiri hingga Majapahit. Semangat persatuan, toleransi, dan penghormatan terhadap leluhur yang tercermin di sini harus terus kita jaga dan rawat,” jelasnya.

Rangkaian kirab akan diawali dari Situs Bale Kambang di Desa Modangan—sekitar 3 km dari Candi Induk Penataran. Situs ini merupakan altar suci dan istana persinggahan para Brahmana dari delapan penjuru Nusantara. Tempat sakral ini sejak masa kuno digunakan untuk ritual Upakarti Yadnya Puja kepada Dewa Shiwa yang disucikan di puncak Gunung Kelud.

Tradisi ini mencapai puncaknya di era Majapahit ketika Prabu Tribhuwana Tunggadewi membangun kawasan tersebut sebagai tempat agung untuk ribuan peserta Upacara Srada. Kini, warisan itu kembali dihidupkan sebagai bentuk penghormatan kepada sejarah dan nilai luhur bangsa.

Kirab Tumpeng Agung ke-14 bukan hanya menjadi ruang pertemuan para pewaris budaya, tetapi juga momentum untuk merekatkan kembali tali persaudaraan lintas daerah, kerajaan, dan negara—dalam satu semangat: gotong royong budaya Nusantara.

(Redaksi).