Kasus Korupsi Lahan Polinema: Dua Tersangka Segera Disidangkan

Malang || kolocokronews
Kamis, 2 Oktober 2025 – Babak baru kasus korupsi pengadaan tanah untuk perluasan kampus Politeknik Negeri Malang (Polinema) resmi bergulir. Setelah melalui proses panjang, Kejaksaan Tinggi Jawa Timur menyerahkan dua tersangka beserta barang bukti kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Kota Malang, Selasa (30/9).

Kedua tersangka adalah Awan Setiawan (66), mantan Direktur Polinema, dan Hadi Santoso (59), pihak penjual lahan. Keduanya diduga kuat bersama-sama melakukan perbuatan melawan hukum dalam pengadaan tanah seluas 7.104 meter persegi, yang menimbulkan kerugian negara hingga Rp22,6 miliar.

“Alasan penahanan didasarkan pada risiko pelarian, kemungkinan menghilangkan barang bukti, serta potensi mengulangi perbuatan pidana,” jelas Kasi Intel Kejari Kota Malang, Agung Tri Radityo. Saat ini, keduanya ditahan di Rutan Surabaya cabang Kejati Jatim selama 20 hari, sejak 30 September hingga 19 Oktober.

Kasus ini tak hanya menyeret nama besar, tetapi juga menyisakan jejak aliran dana dan aset. Sebelumnya, Kejati Jatim telah menyita uang senilai Rp5,4 miliar serta tiga bidang tanah sebagai barang bukti tambahan.

Setelah proses tahap II rampung, JPU akan segera menyusun surat dakwaan untuk kemudian melimpahkan perkara ini ke Pengadilan Tipikor. Sidang perdana diperkirakan bakal menarik perhatian publik, mengingat posisi Awan sebagai mantan pimpinan perguruan tinggi negeri ternama di Malang.

Meski demikian, pihak kuasa hukum Awan menegaskan kliennya tidak memiliki kewenangan menentukan harga lahan. Menurutnya, harga ditetapkan oleh panitia pengadaan. “Kami akan menunggu surat dakwaan sebelum mengambil langkah hukum berikutnya,” ujar kuasa hukum dalam keterangannya.

Polinema sendiri menyatakan tetap kooperatif dalam mendukung proses hukum dan memastikan aktivitas akademik tidak terganggu. Kasus ini kini menjadi sorotan publik, bukan hanya karena besarnya kerugian negara, tetapi juga karena menyangkut integritas lembaga pendidikan tinggi.
(Red).