Malang || Kolocokronews
— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Timur bersama mitra kemitraan SIAP SIAGA secara resmi meluncurkan Program Pengembangan Destana Inklusif 2025, melalui kegiatan Kick-Off yang diselenggarakan di Aula Kantor Bakorwil III Malang, Rabu (11/6).
Program ini bertujuan membentuk dan memperkuat Desa Tangguh Bencana (Destana) berbasis inklusi, dengan menyasar 10 desa di lima kabupaten, yakni Kabupaten Malang, Pasuruan, Lumajang, Pacitan, dan Sampang.
Peluncuran program ini dihadiri oleh:
Kepala Pelaksana BPBD Jatim Gatot Soebroto.
Kepala Bakorwil Malang Asep Kusdinar
Perwakilan SIAP SIAGA Wilayah Jawa Timur Ancilla Bere.
Perwakilan organisasi mitra, seperti Forum PRB Jatim, LPKP, ULD-PB Jatim, dan lainnya
Turut hadir secara daring, Deswanto Marbun, Head of Subnational Program SIAP SIAGA, serta Pangarso Suryotomo, Direktur Kesiapsiagaan BNPB.
Program Destana Inklusif 2025 merupakan bagian dari kemitraan antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Australia melalui SIAP SIAGA, yang dalam periode Juni 2025 hingga Oktober 2026, akan dijalankan oleh Konsorsium KONDUSIF. Konsorsium ini beranggotakan LPKP, Forum PRB Jatim, dan Yayasan Investasi Sosial Indonesia (YISI).
Program ini menekankan pendekatan berbasis kesejahteraan dengan memadukan manajemen risiko bencana, adaptasi perubahan iklim, dan perlindungan sosial, serta mengusung prinsip GEDSI (Gender Equality, Disability, and Social Inclusion). Selain itu, program juga mendorong integrasi dalam perencanaan dan penganggaran desa secara partisipatif dan inklusif.
Kalaksa BPBD Jatim Gatot Soebroto menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi yang dibangun lintas pihak. Ia menyoroti peningkatan signifikan jumlah desa rawan bencana di Jawa Timur, dari 2.742 desa pada 2019 menjadi 5.254 desa pada 2024, sebagai dasar penting perlunya penguatan ketangguhan di tingkat komunitas.
Sebagai penanda komitmen bersama, kegiatan diakhiri dengan penandatanganan dukungan multipihak terhadap implementasi program Destana Inklusif 2025.
(red)