Dirjen PHU Hilman Latief dan Iyad bin Ahmed Rahbini (the Assistant Deputy Minister for Hajj Operations) berkoordinasi lakukan mitigasi kedaruratan (Foto-MCH Indonesia).
Kolo Cokro News || Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) memberikan klarifikasi atas keterlambatan pemberangkatan jemaah haji Indonesia dari Muzdalifah menuju Mina, yang sempat menimbulkan kekhawatiran di kalangan jemaah.
Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief, menyampaikan bahwa proses evakuasi terakhir jemaah dari Muzdalifah baru rampung pada pukul 09.40 Waktu Arab Saudi (WAS), atau mundur 40 menit dari target semula pukul 09.00 WAS.
Meski demikian, Hilman menegaskan bahwa pemberangkatan awal jemaah dari Muzdalifah ke Mina sebenarnya sudah sesuai jadwal, yakni dimulai pada pukul 23.35 WAS, 10 Zulhijjah 1446 H, mengikuti kebijakan Pemerintah Arab Saudi.
Tiga Faktor Utama Penyebab Keterlambatan :
Menurut Hilman, ada tiga faktor utama yang menyebabkan keterlambatan ini :
1. Ketidakteraturan Jadwal Bus.
2. Ribuan armada bus yang dikerahkan mengalami antrean panjang dan jadwal keberangkatannya tidak konsisten, terutama setelah pukul 00.00 WAS. Hal ini membuat sebagian jemaah mulai merasa cemas.
3. Kemacetan dan Keterlambatan Rotasi Bus.
4. Kepadatan lalu lintas membuat perputaran bus dari Mina ke Muzdalifah terhambat selama beberapa jam. Banyak jemaah kelelahan menunggu, bahkan sebagian memilih keluar dari pintu Muzdalifah untuk berjalan kaki ke Mina.
5. Arus Spontan Pejalan Kaki
Pada Jumat pagi (6/6), ribuan jemaah dari berbagai maktab memutuskan berjalan kaki ke Mina karena khawatir tak kunjung dijemput bus. Meskipun PPIH mengimbau agar jemaah lansia dan berisiko tinggi tetap menunggu bus, arus pejalan kaki semakin masif dan tak terkendali.
“Pergerakan ini mengganggu lalu lintas shuttle bus, dan PPIH menerima permintaan dari Kemenhaj dan syarikah untuk menghentikan arus jalan kaki. Namun saat itu situasinya sudah tidak dapat dikendalikan,” ungkap Hilman.
Langkah Cepat PPIH: Koordinasi dan Bantuan Darurat :
PPIH Arab Saudi langsung mengambil langkah cepat dengan melakukan koordinasi darurat bersama Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
Pukul 03.12 WAS, PPIH mengirim permintaan resmi via WhatsApp untuk mempercepat pengiriman bus ke Muzdalifah.
Pukul 06.51 WAS, PPIH kembali meminta bantuan logistik, berupa air minum, makanan ringan, dan pelindung panas.
Pukul 08.50 WAS, bantuan berupa empat kontainer logistik berhasil didistribusikan ke lokasi jemaah Indonesia di Muzdalifah.
“Langkah mitigasi ini sangat membantu mengurangi potensi dampak yang lebih serius. Alhamdulillah, seluruh jemaah akhirnya berhasil dievakuasi dengan selamat hingga pukul 09.40 WAS,” jelas Hilman.
Ucapan Terima Kasih dan Permohonan Maaf :
Hilman menyampaikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Arab Saudi atas respons cepat dalam mendukung penanganan di lapangan.
“Kami mengucapkan terima kasih kepada otoritas Saudi atas kerja sama yang sangat baik,” ujarnya.
Sebagai penanggung jawab penyelenggaraan haji, ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para jemaah atas ketidaknyamanan yang terjadi.
“Kami mohon maaf atas situasi yang kurang nyaman ini. Kami akan terus berupaya memperbaiki pelayanan agar ibadah haji para jemaah tetap khusyuk dan lancar,” pungkasnya.
(Tim Red).