Candi Songgoriti, Keajaiban di Tengah Villa Kota Batu yang Menyimpan Misteri Peradaban Tua

Malang || kolocokronews_
Di balik sejuknya udara pegunungan kota Batu, Jawa Timur, berdiri sebuah peninggalan sejarah yang mungkin luput dari perhatian banyak orang. Namanya Candi Songgoriti, candi kecil namun menyimpan jejak peradaban besar dari masa lampau. Meski ukurannya mungil, Candi Songgoriti diyakini sebagai salah satu bangunan tertua di Jawa Timur, yang dibangun pada masa Kerajaan Medang sekitar abad ke-9 hingga ke-10, pada masa pemerintahan Pu Sindok.

Candi di Tengah Villa dan Sumber Air Ajaib


Keunikan Candi Songgoriti bukan hanya pada usianya yang tua, tetapi juga pada lokasinya yang tidak biasa. Candi ini kini dikelilingi oleh deretan vila-vila modern, namun tetap mempertahankan auranya yang sakral dan misterius.
Tidak jauh dari candi, terdapat dua sumber mata air alami—yang satu panas dan yang satu lagi dingin. Jaraknya hanya beberapa meter, namun suhu airnya sangat berbeda. Fenomena alam langka ini menjadikan Candi Songgoriti satu-satunya candi di dunia yang berdiri di antara dua sumber mata air bersuhu kontras.

Bahkan, air panas dari sumber tersebut masih tampak menggelegak hingga kini. Konon, sumber ini dulunya digunakan sebagai tempat penyucian pusaka sakti. Banyak yang percaya, pusaka-pusaka itu membawa energi panas yang kemudian terserap oleh air. Di bawah candi pun terlihat adanya rembesan air, menguatkan dugaan bahwa di bawah bangunan suci ini terdapat sungai bawah tanah, mungkin bersumber dari Gunung Welirang.

Arsitektur Jawa Tengah di Tanah Jawa Timur


Meski terletak di Jawa Timur, gaya arsitektur Candi Songgoriti justru mengikuti langgam khas Jawa Tengah. Relief-reliefnya menonjol dan naturalis, mengingatkan pada gaya seni Hindu Siwais klasik. Sayangnya, hanya bagian kaki candi yang tersisa. Namun dari struktur yang ada, para ahli menduga bahwa candi ini dahulu berdiri megah dengan konsep Astadala—delapan dewa penjaga arah mata angin mengelilingi Dewa Siwa di pusat.

Terdapat jaladwara (saluran air) di sisi timur dan utara, memperkuat teori bahwa candi ini berdiri di atas kolam air, menjadikannya kemungkinan besar sebagai candi patirtan, atau tempat pengambilan air suci dalam ritual Hindu.

Legenda, Nama, dan Jejak Logam
Candi Songgoriti juga dikenal dengan nama Candi Pu Gandring atau Candi Supo, yang dikaitkan dengan sosok empu pembuat pusaka dari zaman Majapahit. Bahkan, nama “Songgoriti” sendiri diduga berasal dari kata sanggha (kelompok) dan riti (logam), mengindikasikan daerah ini dulunya merupakan pusat perajin logam. Keyakinan masyarakat lokal menyebutkan bahwa air panas di tempat ini mengandung unsur besi—sesuatu yang sangat dibutuhkan pada masa ketika senjata dan alat pertanian masih didominasi oleh bahan logam.

Menurut Asisi Suharianto, seorang ilustrator asal Malang yang kerap mengangkat tema sejarah Nusantara dalam karyanya, Candi Songgoriti menyimpan potensi besar untuk dikenalkan pada dunia. “Candi ini bukan hanya menarik secara visual dan historis, tetapi juga secara filosofis. Saya banyak mengambil inspirasi dari candi ini untuk ilustrasi film sejarah karena bentuk, lokasi, dan maknanya yang sangat unik,” jelasnya. Asisi juga menekankan bahwa keberadaan dua sumber mata air berbeda suhu di satu titik lokasi adalah kekayaan budaya dan geologi yang sangat langka.

Dari Sejarah Menuju Kejayaan Budaya
Mengunjungi Candi Songgoriti bukan hanya perjalanan wisata sejarah, tapi juga napak tilas menuju kejayaan peradaban Nusantara. Sejarah tidak hanya bicara masa lalu, tetapi juga membuka mata kita tentang kekayaan budaya Indonesia yang unik dan layak dikenal dunia. Seandainya candi ini masih utuh seperti semula, bukan tak mungkin ia telah menjadi salah satu keajaiban dunia.

Bagi Anda yang berkunjung ke kota Batu atau Malang, sempatkanlah mampir ke Candi Songgoriti. Temukan sendiri betapa peradaban masa lalu menyisakan keajaiban yang tak kalah mengagumkan dari kisah-kisah legenda.
(Ant).