Kalahkan 5000 Pendaftar, Alumni UNAIR Lolos Australia Awards Scholarship

Surabaya,Kolocokronews.com
23 Oktober 2024– Kabar menggembirakan datang dari Alumni Universitas Airlangga (UNAIR), yang kembali mencetak prestasi. Tiga alumninya berhasil mendapatkan beasiswa bergengsi melalui program Australia Awards Scholarship (AAS). Mereka adalah Alifina ‘Izza SKeb Bd, apt Muhammad Buchari Sulaiman Qoudry SFarm, dan dr Alfian Nurfaizi.

Program Australia Awards Scholarship (AAS) merupakan inisiatif beasiswa yang diberikan oleh pemerintah Australia untuk jenjang pendidikan S2 dan S3. Di tahun 2024, jumlah pendaftar AAS mencapai 5.502 orang, namun hanya 167 orang yang berhasil terpilih sebagai penerima. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan hanya sekitar 3,04%.

Alifina menyampaikan bahwa beasiswa AAS sangat mendukung penerima selama masa studi dan pasca-studi, dengan tujuan agar mereka bisa berkontribusi lebih maksimal pada pembangunan negara setelah kembali. Inilah yang menjadi alasan kuat bagi Alifina untuk mendaftar program ini.

“AAS memberikan peluang belajar di Australia, negara yang dikenal dengan sistem pendidikan berkualitas, sekaligus memperluas jaringan global yang sangat penting bagi pengembangan karier dan kesempatan kolaborasi internasional,” ungkap Alifina.

Kontribusi untuk Negeri

Alifina berencana memaksimalkan kesempatan belajar yang akan ia jalani, termasuk mengikuti magang dan proyek penelitian. Selain itu, ia akan terlibat dalam proses klinis dalam bidang studinya, yang memungkinkan ia bertemu dengan bidan di Australia serta berinteraksi langsung dengan pasien di sana.

Di samping itu, Alifina juga berfokus pada implementasi Good Manufacturing Practice (GMP) dalam produksi obat turunan plasma darah di Australia. Hal ini ia lakukan karena produksi obat turunan plasma di Indonesia masih terbatas, sehingga mengharuskan ketergantungan pada impor. Ia berharap dengan ilmu yang didapat, bisa memberikan kontribusi pada sektor kesehatan Indonesia.

“Setelah menyelesaikan studi, saya akan kembali ke instansi saya di Badan POM RI untuk membantu PMI NTT mendapatkan sertifikat GMP, sehingga bisa memproduksi plasma darah sebagai bahan baku produk turunan plasma. Selain itu, saya akan mendampingi proses alih pengetahuan dan teknologi untuk industri fraksinasi plasma pertama di Indonesia yang akan selesai pada 2027,” jelasnya.

(Red).