Kolo Cokro News.Com__,
Batu, Malang,– Suasana penuh khidmat terasa di Padepokan Padange Ati, Desa Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu, pada Jumat malam sekitar pukul 20.00 WIB. Di bawah bimbingan KH. Sutrisno, acara ruwatan dilaksanakan dengan penuh kekhusyukan, dimulai dengan puji-pujian kepada Allah SWT, yang Maha Agung. Jumat, (6/09/2024).
Lalu Acara tersebut digelar sebagai bentuk niat hajat ruwat yang dipersembahkan oleh kelompok Muslimat, dengan harapan besar agar segala doa dan permohonan dikabulkan. Ruwatan ini, menurut KH. Sutrisno, memiliki makna yang sangat mendalam dalam ajaran keislaman, yaitu membersihkan diri dan memohon keselamatan dari segala bahaya yang mengancam. Doa pun dipanjatkan agar putra-putri dari beberapa jamaah yang hadir terhindar dari marabahaya dan diberkahi keselamatan.
Ritual ruwatan ini dilaksanakan menggunakan bahasa Jawa Kuno, dengan doa-doa yang dilantunkan dengan khidmat dan penuh penghayatan. Tak hanya itu, berbagai sesaji seperti dua tumpeng, jajanan pasar, buah-buahan, serta kembang turut dipersembahkan sesuai dengan aturan adat yang berlaku dalam tradisi ruwatan.
KH. Sutrisno, yang akrab disapa Mbah Tris, menjelaskan bahwa ruwatan ini bertujuan untuk menghilangkan marabahaya, mendekatkan diri kepada Allah SWT, serta memohon kesehatan, kemudahan rezeki, dan jodoh yang sholeh bagi mereka yang hadir. “Melalui puja dan puji syukur, kita memohon kepada Allah agar diberi keselamatan, kesehatan, dan kebaikan dalam segala aspek kehidupan,” ungkapnya.
Acara ruwatan ini dihadiri oleh jamaah dari berbagai daerah seperti Pasuruan, Ponorogo, Malang, Kediri, Gresik, hingga Surabaya. Suasana menjadi semakin syahdu dengan alunan sholawat yang dikumandangkan, mengiringi doa dan harapan agar segala kebaikan tercurah bagi para jamaah yang hadir.
Padepokan Padange Ati kembali menjadi saksi dari sebuah upacara ruwatan yang sarat akan makna spiritual, membawa harapan untuk keselamatan dan keberkahan bagi para jamaah dan keluarga mereka.
(Dyh)#